Dalam tulisan ini hanya menambah pengetahuan bagi pemerhati dan peminat keris ,Sebilah keris tuahnya sangat tergantung oleh karya dan doa (Tirakat) Empu ,Jasa Sang Empu sangat besar bagi perkembangan sejarah Indonesia,adalah kewajiban kita melestarikan dan membuat Cagar Budaya keris, sebagai peninggalan sejarah,karena keris merupakan bukti sejarah disamping candi,batu bertulis dan benda sejarah lain.
Empu membabar keris ada 2 kategori,keris di buat mengutamakan tuahnya (Esoteris) dan yang kedua lebih mementingkan keindahan saja (Eksoteris),keris bertuah tidak mementingkan bentuk yang indah,dengan bahan yang mahal-mahal,tetapi di babar sanagat sederhana tapi pengaruh gaibnya bisa di rasakan manfaatnya oleh pemiliknya,biasanya keris ini tidak untuk di perlihatkan kepada orang lain senantiasa di simpan di lemari bila ada keperluan baru di kelurkan.
Sedangkan keris Eksoteris adalah keris yang mementigkan keindahan dan kemewahan saja misalakan keris Nogo Sosro kinatah Emas murni,warangka ukiran dengan pendok dan slot Emas atau perak.
Di bawah ini beberapa Empu dianggap pertama kali membabar “Keris”,kedepan bentuk buatanya menjadi Dapur Keris Dasar atau Type Keris ini menjadi konsep bentuk (Eksoteris)/pesan Isi (Isoteris) Keris
Empu Ramadi
Pada tahun Jawa 152 ,Empu Ramadi membabar Keris Larngatap, Pasupati dan ,Cundrik Empu ini membabar keris atas perintah dari Sri Maharaja Dewa Buda atau Hyang Batara Guru,yang saat itu Menjadi Raja di Negeri Wukir Mahendra atau di sebut orang Negeri Purwacarita yang sekarang di kenal Gunung Lawu.
Ricikan keris :
Larngatap
Wilah lurus,Sogokannya dua memanjang sampai ke ujung wilah,tikel alis ,pejetan dan ri pandan pada ganjanya.
Pasupati
Wilahnya lurus,Sogokan dua,pejetan,memakai ada-ada,permukanya gigir sapi,kembang kacang Pogog,pada belakang ganja ada ripandan,ada juga yang memkai gusen dan lis-lisan .
Cundrik
Wilahnya lurus,ganjanya terbalik di lengkapi greneng ,gandik berada di belakang separuh wilah,memakai sogokan dua.
Empu Isakadi
Pada tahun Jawa 216 ,Empu Isakadi membabar Keris Jalak Dinding,satu keris karya Empu Isakadi atas perintah atau pesanan dari Raja Balya yaitu Sang Hyang Siwah yang menjelma di marcapada menjadi Raja di Medang Simando terletak kalau sekarang di Wilayah Madiun ,Raja Balya ini merupakan kemenakan dari Sang Hyang Batara Guru .
Ricikan keris:
Jalak dingding
Wilahnya lurus,pada pinggir wilah ada Gusen,sor-soran keris terdapat pejetan dan tingil,gandik polos
Empu Suksekadi
tahun Jawa 230,Empu Suksekadi membabar keris Berdapur Kalamisani,keris ini di babar atas perintah dari Raja Berawa atau Sang Hyang Kala di wilayah Utara Mahendra tepatnya HutanTulyan ,Mahendra disebut juga Gunung Lawu.hutan Tulyan letaknya di tanah Kuwu
Ricikan Keris:
Kalamisani
Wilahnya lurus,kembang kacang,lambe gajahnya dua,tikel alis,gusen,kruwingan
Dan greneng,biasanya memakai ada-ada,
Empu Bromogedali
Pada tahun Jawa 261,Empu Bromogedali membabar Keris Berdapur Tilam Upih dan Balebang,sang Empu diperintah oleh Raja Budawake yaitu Sang Brahma yang menjelma di Negeri Sawanda kemudian di ubah nama Sawanda menjadi Negeri Medangkamulan
Ricikan Keris
Tilam Upih
Keris ini berbentuk lurus,memakai pejetan,gandik polos,memakai tikel alis,ganja polos,tidak pakai greneng
Balebang
Balebang wilahnya Luk 11,memakai sogokan,di bagian gandik terdapat kembang
Kacang ,lambe gajah,ganja bagian belakang terdapat greneng.
Empu Saptagati
Pada tahun tahun Jawa 265 Empu Saptagati membabar keris Sepang dan Sempana Bener ,Raja yang memerintah membuat adalah Raja Budakresna di Purwacarita
Saat itu terjadi peperangan antara raja Budawake dengan Raja Berawa dari Hutan Tulyan ,Raja Budawake kalah lantas pindah ke daerah Parayangan,di hutan Medanggili Raja Budawake bermukim kemudian nama Medanggili di ubah menjadi Giling Wesi,akhirnya Raja Berawa berkuasa di Negeri Medangkamulan .
Kemudian Sang Hyang Wisnu menjelma di Negeri Purwacarita (Gunung Lawu) dan mampu mengalahkan Raja Berawa,Sang Hyang Wisnu memberikan kekuasaan kepada Berawa dan menjadi Raja di dunia lelembut(Gaib) ,dalam perkembangan selanjutnya Sang Hyang Wisnu di ubah menjadi nama Budakresna .
Ricikan kerisnya
Sepang
Wilahnya lurus ,memakai kembang kacang,tanpa pejetan ,tanpa ricikan lain
Sempana Bener
Lurus,memakai kembang kacang,pejetan,lambe gajah,ganja bagaian belakang terdapat greneng
Empu Pujanggati
Pada tahun Jawa 418 Empu Pujanggati membabar dua Dapur Keris Yaitu Keris Berdapur Sempana Luk dan Bangodolog,Sang Empu di perintahkan membuat keris oleh Prabu Watu Gunung di Negeri Giling Wesi (Parahyangan),Prabu Watu Gunung ini masih keturunan dari Raja Purwacarita ,yaitu Putra Prabu Palendra.
Ricikan Kerisnya
Sempana Luk
Memakai luk 11,9 atau berluk 7,memakai kembang kacang,pejetan ,lambe gajahnya satu,Di bagian ganjanya terdapat greneng.
Bango Dolok
Luk tiga,pakai pejetan,gandik polos,dan tidak ada greneng
Empu Sugati
Pada tahun jawa 522,Empu Sugati membuat pusaka Berdapur Santan dan Karacan atas perintah dari Parabu Kala di Negeri Purwacarito,Prabu Kala merupakan cucu Buyut dari Sang Hyang Wisnu .
Ricikan kerisnya
Santan
Luk 11,dengan pejetan ,tikel alis,kembang kacang,Lambe gajah,jenggot,belakang ganja ada greneng,randa nunut
Karacan
Memakai luk 19,ada juga yang kurang dari19,dua sogokan,kembang kacang,jalen,lambe gajah,jenggot,belakang ganja ada greneng,randa nunut.
Empu Dewayasa
Pada tahun tahun jawa 522 ,Empu ini membabar Pusaka Keris Berdapur Bakung dan Berdapur Yuyu Rumpung pembuatan keris itu atas peintah dari Prabu Basupati di Wirata,yaitu Cucu Sang Hyang Wisnu .
Ricikan Kerisnya
*Bakung
Berluk 5,pejetan,tikel alis,ganja terdapat greneng
*Yuyu Rumpung
Berbentuk lurus,pejetan,kembang kacang,lambe gajah,ganja pakai greneng
Empu Mayang
Pada tahun Jawa 725 ,Empu Mayang di perintahkan oleh Prabu Dwastarata putra dari Prabu Kresna Dipayana membuat keris Berdapur Carubuk,Kebolajer (Mahisa Lajer),Dapur Singha.
Ricikan Kerisnya
*Carubuk
Keris lurus,pejetan paniwen,dua sogokan,kembang kacang,lambe gajah,randa nunut
*Mahesa Lajer
Lurus,pakai pejetan,di ganja ada greneng
*Singha
Lurus ,memkai 2 sogokan,gandik stylisasi Singa,tikel alis,memakai greneng
Empu Sarpadewa
Pada tahun 1062 tahun Jawa,Empu Sarpadewa di perintahkan membuat Keris Carito, Cengkrong, Urububing Dilah dan Paniwen,yang memrintahkan membuat Keris itu adalah Prabu Sri Maha Panggung, Raja di Purwacarita.
Pada masa pemerintahannya,alat atau senjata yang berat-berat seperti,Godo,Brojo,lori,Bindi salukun,Naggolo,Naga Pasa dan Naga Sengkali tidak di buat lagi,sedangkan senjata yang berat yang sudah ada di lebur Menjadi senjata yang ringan-ringan dengan berbagai macam jenis,termasuk keris dan anak panah.
Ricikan Keris
*Carita
Luk 11,dua sogokan,kembang kacang,lambe gajah 2 ,ganja ada greneng
*Cengkrong
Lurus dan terbalik
*Urubing Dilah
Luk 1 pada ujungnya,pejetan,tikel alis,ganja belakang ada greneng
*Paniwen
Luk 13,dua sogokan,kembang kacang pogog,dua sogokan,di ganja ada greneng.
Wilahnya tebal
Empu Ramayadi
Pada tahun 827 tahun Jawa di Wilayah Kediri ,Empu Ramayadi di printahkan oleh Sang Prabu Gendroyono membabar Keris Pusaka Pandawa,Karnotinanding,Bimakro
da.
Sesudah perang Baratayuda, Prabu Gendroyono ,Raja Mamengan (Kediri) ini juga memerinathkan membuat senjata yang hilang bersama pasukanya karena perang saudara,pembuatan keris secara besar-besaran itu ada 18 nama keris ,Lar ngatap,Cundrik,JalakDinding,Kalamisani,Balebang,TilamUpih,Sepang,Sempanabener,Sempana Luk,Bango Dolog,Santan,Karacan,Bakung,Yu
yu Rumpung,Carubuk,Kebolajer dan Singha.
Ricikan Keris:
*Pandawa
Luk 5,dengan pejetan,tikel alis,gandik polos,ganja polos
*Karnotinanding
Lurus ,memakai dua sogokan,kembang kacang depan dan belakang,lambe gajah,di bagian ganja ada greneng
Bimakroda
Memakai luk 19,pjetan,kembang kacang dengan jenggot,ganja ada greneng,randa nunut
Di simpulkan dalam pemerintahan Prabu Gendroyono,keris di buat berdasarkan Pakem Empu terdahulu,sedangkan Keris baru tersebut dari berbagai macam pembabaran keris itu di kenal dengan istilah “Dapur Keris “atau dengan istilah lain “bentuk yang sama “sesuai dengan pakem Empu terdahulu.
Mengenai perang Baratayudha adalah perang antar saudara,di India di kenal dengan Istilah Perang Pandawa dan Kurawa,hubunganya dengan Mamengan (Kediri) saat Pemerintahan Prabu Gendroyono terjadi perang Saudara antara Kediri dan Jenggala,tapi dari keyakinan orang jawa Perang Baratayuda itu terjadi di Indonesia.
Empu Gandawisesa
Pada Zaman Pemerintahan Prabu Citrasoma di Pengging tahun 941 tahun Jawa,Empu Gandawisesa di perintahkan untuk membabar pusaka Kerajaan Pengging,Keris itu di beri nama Megantara dan Lara Sidua.
Ricikan Kerisnya:
*Megantara
Berluk 7,Luknya dari pangkal sampai ke ujung,dengan paniwen,dengan jalen,lambe gajah,ganjanya terdapat greneng
*Lara Sidua
Luk 5,permulaan luknya di tengah,dengan pejetan
Empu Jangga dan Empu Windudibyo
Kedua Empu ini pada tahun 1119 di perintahkan oleh Prabu Amiluhur,Raja Kerajaan Jenggala,sedangkan Empu Jangga dan Empu Windudibyo adalah Empu yang bermukim di Pulau Bali,Prabu Amiluhur menyuruh kedua Empu membuat /membabar Keris diantaranya,Panji Sekar,Carang Soka dan Panji Sinom.
Ricikan Kerisnya
*Panji Sekar
Lurus,memakai kembangkacang,lambe gajah,di belakang ganja ada greneng.
*Carang Soka
Luk 11,pejetan,tikel alis,kembang kacang,lambe gajah,di belakang ganja ada greneng
*Panji Sinom
Lurus,memakai dua sogokan,kembang kacang,dengan mata wideng,lambe gajah,ganja ada greneng,dengan ron da nunut.
Empu Windusarpa
Karya Empu Windusarpa pada tahun Jawa1170 dua buah wilah keris, keris itu di namakan Keris Brojol dan Keris Betok,dua buah keris ini di buat atas perintah Prabu Kudalalean di Pajajaran
Ricikan Kerisnya
*Brojol
Berwilah lurus,ganja polos dan wilah seolah meyambung(Tidak kentara),pejetan.
*Bethok
Lurus,tidak begitu panjang,tidak memakai kembang kacang, dan greneng
Empu Andayangsangkala
Pada tahun 1180 tahun Jawa,pada masa pemerntahan Prabu Banjaransari dari Kerajaan Pajajaran,Empu Andayangsangkala atas perintah Sang Prabu membuat dua Wilah Keris,Keris itu bernama Tilamsari dan Parungsari.
Ricikan kerisnya
*Tilamsari
Lurus,pejetan,greneng pada ganja,tikel alis.
*Parungsari
Luk 11,pejetan,lambe gajah,kembang kacang denganjenggot,ganja ada greneng
Empu Chajasari
Pada masa pemerintahan Prabu Mundingsari di Pajajaran tahun 1228 tahun Jawa,Empu Chajasari di perintahkan membabar Pusaka Keris ,setelah jadi di beri Sinom Wora-wari.
Ricikan Kerisnya
*Sinom Wora-Wari
Lurus ,memakai dua sogokan,kembang kacang dengan jenggot,ronda nunut,ganja ada greneng
Empu Anjani
Prabu Pamekas dari Pajajaran pada tahun 1248 tahun Jawa,Empu Anjani di perintahkan membabar dua buah keris,yang kemudian di berinama Carita Kalentang dan Jalak Ngore
Ricikan Kerisnya
*Carito Kalentang
Luk 17,dengan pejetan,tikel alis,di belakang ganja ada greneng
*Jalak Ngore
Lurus,dengan pejetan,di ganja ada greneng.
Empu Marcukundo
Pada tahun yang sama 1248 tahun jawa,Empu Marcukundo oleh Prabu Siung Wanara dari Pajajaran diperintah membabar pusaka,menghasilkan dua Keris ,lantas di berinama Jangkung dan Pandawa Carita
Ricikan Kerisnya
*Jangkung
Luk 3,memakai dua sogokan,ganja polos
*Pandawa Carita
Luk 5,duasogokan,kembang kacang,lambe gajah,ada greneng pada ganja.
Empu Anggareksa
Empu anggareksa tinggal di daerah Tapan Wilayah Pajajaran pada tahun 1303 tahun Jawa,di perintahkan oleh Prabu Brawijaya I ,Raja pertama Majapahit,Empu Anggareksa berhasil membabar empat Keris,Jalak Sangu Tumpeng,Sumelang gandring,Mangkurat dan Mangkunegara.
Ricikan kerisnya
*Jalak Sangu Tumpeng
Lurus,kembang kacang,pejetan,sogokan 2 rangkap,ganja belakang ada saturi pandan.
*Sumelang Gandring
Lurus,dengan paniwen,ganja tidak ada greneng
Mangkurat
Luk 3,kembang kacang,jenggot,lambe gajah,ganja ada greneng
*Mangku Negara
Luk 13,dengan tiga sogokan,sogokan tengah sampai pucuk,kembang kacang,dengan jenggot,ganja ada greneng
Empu Domas
Prabu Brawijaya V ,Raja terakhir Majapahit pada tahun 1381 tahun Jawa,Empu Domas di perintahkan membabar Keris 800 wilah keris,ada tujuh Keris dibabar ,Panimbal,Jaruman,Sepokal,Sabu
k Inten,Mundarang,Butho Ijo dan Anoman.
Ricikan Kerisnya
*Panimbal
Luk 9,dua sogokan,kembang kacang,lambe gajah dua,greneng
Jaruman,
Luk 13 ,dengan paniwens
Sepokal,Luk 17,pejetan,tikel alis.
Sabuk Inten,
Luk 13,kembang kacang,jalen,pejetan,sogokan 2 rangkap,lambe gajah,greneng
Mundarang,
Lurus,kembang kacang,lambe gajah dan ri pandan.
Butho Ijo,
Luk 13,pejetan tipis,tikel alis,kembang kacang
Anoman
Luk 5,dua sogokan,tikel alis,kembang kacang,lambe gajah,greneng,ronda nunut
Empu Suro
Masa Pemerinthan Sulthan Demak Raden Fatah tahun Jawa 1429 ,Empu Suro membuat /membabar pusaka Kyai Sengkelat ,pada Zaman Wali Songo
Ricikan Kerisnya
Sengkelat
Luk 13,dua sogokan,kembang kacang ,jalen,lambe gajah satu,greneng ,ran da nunut
Pembabaran 51 wilah keris oleh Para Empu ini dari tahun jawa 152 sampai dengan 1429 tahun Jawa,merupakan “dasar bentuk keris “sampai dengan sekarang di tiru oleh Empu penerusnya ,kemudian dalam perkembanganya di Era Kesultanan dan Budayanya berbau Islami ,membabar keris di pengaruhi oleh Para Wali, dalam sejarah perkerisan di Indonesia Sunan Kali Jaga dan Sunan Bonang punya peranan,bahkan pada Jaman Kesulthan Agung Honyro Kusumo,Keris secara luas bisa di pakai oleh rakyat biasa ,bukan hanya pada lingkungan Keraton,hal ini implimentasinya untuk melawan Belanda jadi rakyat Mataram perlu di persenjatai,jadi Keris atau tombak mempunyai nilai sejarah,jadi perlu di jaga dan di lestarikan sebagai identitas suatu bangsa
Dari bukti Empu pembabar keris di atas ,keris merupakan budaya Asli Indonesia sedangkan di India atau tanah Hindustan tidak di temukan tentang pembuatan dan pemakaian keris,dalam perkembangannya sehubungan dengan kekuasaan kerajaan dan Sulthan , apresiasi bentuk dan penggunaan,serta peredaran keris , Cundrik (Badik)dan tombak bisa beredar di Nusantara,ciri-ciri yang umum di pakai berbentuk lurus atau luk(Berkelok).
Sesuai dengan perkembangan Kesulthanan di Jawa,sesudah tahun 1429 tahun Jawa,Empu terus berkarya,dengan berbagai kreasi dan ukiran yang indah-indah,tapi para Empu tetap menggunakan Pakem bentuk diatas yaitu karya Empu sebelumnya ,dan karya Empu yang baru mengganti bentuk keris dengan Istilah” Dapur Keris.”
Dalam perkembangan selanjutnya,Empu itu diantaranya 13 Empu yang membabar keris sesuai dengan perkembangan kesultanan di Indonesia,tentu saja Empu yang di sebut adalah Empu Keris dalam lingkungan Keraton.
1.Empu Jaka Supa
Empu ini berkarya di Wilayah Kesulthanan Demak Bintoro,pada tahun 1484 tahun Jawa,Sunan Kali Jaga menyuruh Jaka Supa membabar keris,hanya dengan modal bahan Pamor se biji Asam Jawa,Jaka Supa atau Supa Anom berhasil membabar keris,Sunan Kali Jaga puas dengan apresiasi karya Jaka Supa,keris itu di beri nama Carubuk Dengan bentuk luk 7.
2. Empu Umyang
Empu Umyang adalah Empu Kesulthanan Pajang pada tahun 1525 tahun Jawa,semula namanya Kiyai Galeng atau Empu Kodok,di sebut Empu kodok ,Empu ini besutan kerisnya di buat di pematang sawah,suatu ketika Empu Kodok ini ingin mengabdi di Kerjaan Pajang,oleh Sulthan Adi Wijaya atau Jaka Tingkir,Kyai Galeng di suruh membabar keris dalam semalam,sesuai pesanan dalam semalam keris pesanan Joko Tingkir bisa di buat,untuk merncoba keampuhan keris,Jaka Tingkir menggoreskan ujung keris ke seorang tahanan kerjaan,reaksinya tahanan itu selalu mengoceh tidak beraturan istilah orang Jawa Ngumyang,maka di kenalah menjadi Empu Umyang.
3.Empu Ki Enom
Pada masa pemerintahan Sulthan Agung Honyro Kusumo tahun 1567 tahun jawa,
Ki Enom atau Empu Jaka Supa,terkenal awet muda, beliau menjadi Empu di dua periode yaitu masa kekuasaan Demak dan masa Mataram Islam.
Ki Enom atau di kenal dengan nama Supo Anom adalah anak dari Kiyai Supo Mandragi (Empu Majapahit) dan di kenal dengan Empu Sendang Sedayu.
Empu Supo Anom dalam pembabaran Keris dengan ciri,ganja wilut atau kelap lintah,sirah cecaknya montok dan meruncing ujungnya,gulu melednya besar,bilahnya sedang dan lebarnya juga sedang,motif pamornya rumit ,halus dan rapat
4.Empu Sendang Warih
Pada tahun Jawa 1601,Kanjeng Sinuhun Amangkurat di Kartasura,Empu ini
Membuat Keris Pusaka Keraton Kartasura.Empu Sendang Warih adalah putra
Ki Anom atau Supo Anom,
Ciri Keris buatanya,
mengambil stylisasi gaya Maja pahit ,tetapi agak Panjang di bandingkan dengan Tangguh Maja Pahit,pesikutanya Trengginas,pamornya lumer pandes,besinya matang tempaan ,sor-soranya lebar tetapi tipis,ganjanya Nyebit Rontal dan agak Panjang.
5.Empu Lujuguna
Kanjeng Sinuhun Paku Buana pada tahun jawa 1611 menugaskan
Empu Lujuguna untuk membuat pusaka Keraton,Empu keratin Kartasura ini berasal dari Madura
Ciri keris besutan Empu Lujuguna
Ganja Wuwung,sirah cecaknya tergolong lonjong dan ujungnya lancip,gulu meled
Nya panjang terkesan kurus,kembng kacangnya Nguku Bima,Penampilanya seca
ara keseluruhan terkesan gagah,kasar dan tegas
6.Empu Brajaguna
Empu Brajaguna adalah Empu akhir Era Kartasura dan awal dari Kesultanan Sura
karta,Empu Brajaguna berasal dari Madura di tugaskan pada tahun Jawa 1648,lantas secara turun-temurun anak dari Empu Braguna mengabdi di Keraton Surakarta,anak turunannya memakai
7 Empu Brajaguna I,
8.Empu Brajaguna II,
9.Empu Brajaguna III,
Ciri khusus buatan Keluarga Empu Brajaguna adalah
salah satu keistimewaan buatan keluarga Empu Brajaguna adalah Tombak atau Keris garapanya bisa menembus perisai baja musuh ,saat di pakai berperang.
10Empu Carang Mustofa
Empu ini mengabdi pada Keraton Surakarta masa Pemerintahan Paku Buwono IV tahun 1721 tahun Jawa
11.Empu Singawijaya.
Empu Singawijaya pada tahun 1736 membabar keris di Keraton Surakarta pada masa Pemerintahan Pakubowono V
12.Empu Tirtadangsa
Empu Tirtodangsa merupakan Empu di Era 1761 tahun Jawa,Pada masa Pemerin
Tahan Pakubuwono VII di Surakarta
Ciri khas keris buatan Empu ini
Ganja sebit rontal,gulu meled pada ganja sempit, dan lekukanya tidak begitu dalam (kemba),sirah cecak pada ganja ramping bagian buntut urangnyamelebar pipih.
13.Empu Japan
Empu ini berkarya pada tahun 1789 tahun Jawa atas perintah Paku Buono VIII di Surakarta.
Ciri khas buatan Empu ini
Ganjanya agak melengkung,gulu melednya gemuk,sirah cecaknyameruncing pada bagian ujungnya,Wetenganya ramping dan buntut urangnya melebar
Nama Empu diatas merupakan sebagian kecil dari Jumlah Empu yang tersebar di Pulau Jawa,dengan cirri-ciri khas tersendiri,sehngga cirri khas buatan Empu dalam dunia perkerisan di kenal dengan tangguh istilah “Tangguh”,tangguh ini adalah masa di mana keris itu di babar, Tangguh ini sanagat penting ,dalam menajeg atau memperkirakan angsar keris berdasarkan usianya dan tentu saja Empu yang membuatnya.
Sumber
1. Kitab pelbagai pengetahuan tentang keris di karang oleh FL.Winter pada tahun 1871
Di terjemahkan oleh R.Soedjonoredo mantra Guru Pensiun –Karang Anyar pada
Tahun 1037.
2. Enslikopedia keris